“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit
lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya.
Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka
macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.” (Q.S Fathir 27)
Teman2 kita patut bersyukur kepada Allah Ta’ala yang telah menciptakan
keindahan alam yang terhampar di muka bumi ini.
Yuk, kali ini teman2 kita ajak menikmati keindahan Gunung Bromo.
Gunung Bromo adalah
salah satu gunung berapi aktif yang ada di Indonesia, tepatnya di Jawa
Timur dan meliputi 4 kabupaten yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan,
Lumajang, dan Kabupaten Malang. Sebagai gunung berapi yang masih aktif, Bromo
jadi tujuan wisata terkenal di Jawa Timur dan hampir tidak pernah sepi
setiap harinya.
Statusnya yang masih aktif membuat Gunung Bromo jadi lebih
menarik di mata wisatawan. Ketinggian Gunung Bromo 2.392 meter diatas
permukaan laut dan memiliki bentuk tubuh bertautan diantara lembah dan ngarai
dengan di kelilingi kaldera atau lautan pasir luas kurang lebih sekitar 5.300
hektar.
Gunung Bromo terkenal sebagai icon
wisata probolinggo paling indah dan paling banyak dikunjungi. Kata “Bromo” berasal
dari kata “Brahma” yaitu salah satu Dewa Agama
Hindu. Gunung Bromo memang tidak
besar seperti gunung api lain di Indonesia tetapi
pemandangan Bromo sangat menakjubkan sekali. Keindahan
Gunung Bromo yang luar biasa membuat wisatawan kagum.
Dari puncak Penanjakan pada ketinggian 2.780 m,
wisatawan bisa melihat matahari terbit di Wisata Bromo.
Pemandangan yang indah membuat banyak
wisatawan ingin mengabadikan momen berharga ini. Pada waktu
matahari terbit terlihat dari puncak penanjakan yang sangat luar
biasa para pengunjung bisa melihat latar depan dari Gunung
Semeru yang akan mengeluarkan asap terlihat dari kejauhan dan matahari akan
bersinar terang naik ke atas langit.
Masyarakat sekitar Gunung Bromo
akan merayakan festival Yadnya Kasada atau Kasodo setiap tahun
sekali dengan memerikan persembahan seperti sayuran, ayam, dan uang yang
akan dipersembahkan pada dewa dan dibuang ke dalam kawah gunung Bromo. Sebagai
wujud dari rasa syukur kepada yang maha kuasa.
Sejarah
Gunung Bromo
Jaman dahulu ketika kerajaan majapahit
menerima banyak serangan dari berbagai daerah, banyak penduduk pribumi
jadi bingung mencari tempat tinggal baru sampai akhirnya mereka pisah jadi
2 bagian. Satu menuju ke Bali, dua menuju Gunung Bromo. Kedua tempat ini
sampai sekarang memiliki kesamaan yaitu sama-sama menganut Agama Hindu.
Nama “Tengger” diyakini berasal dari Legenda Roro
Anteng dan Joko Seger. “Teng” merupakan akhiran nama Roro An-“teng”
dan “ger” merupakan akhiran nama dari Joko Se-“ger” dan Gunung
Bromo juga dipercaya sebagai gunung suci. Masyarakat Hindu
menyebutnya dengan nama Gunung Brahma. Sedangkan orang Jawa
menyebutnya Gunung Bromo. Kurang lebih seperti itulah asal – usul
dari legenda Gunung Bromo.
Tempat
Wisata di Gunung Bromo
Kawah Gunung Bromo
Untuk dapat sampai di lokasi wisata Kawah Gunung
Bromo, dari tempat parki Jeep para pengunjung dapat menggunakan jasa sewa kuda
atau berjalan kaki kurang lebih sekitar 1,5 km untuk sampai di anak tangga
yang jumlahnya sekitar 250. Jalan yang dilewati berpasir dan melewati
Pura Suci Suku Tengger yang biasa di fungsikan
untuk melaksanakn perayaan Yadya Kasada atau biasa disebut dengan
nama Upacara Kasodo, menurut legendanya Kawah Bromo asalnya dari letusan
gunung Tengger . Dengan garis tengah lebih kurang 800 meter (utara-selatan) dan
lebih kurang 600 meter (timur-barat). Sedangkan kawasan yang
berbahaya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Gunung
Bromo.
Bukit Teletubies Gunung Bromo
Merupakan sebuah padang-savanah
yang biasa disebut dengan nama Bukit Teletubies Gunung
Bromo dan dikelilingi deretan perbukitan. Sebuah pemandangan alam
yang sangat sempurna, bisa dikatakan Gunung Bromo mempunyai pesona
alam yang sangat komplit, mulai dari pemandangan matahari terbit yang indah,
kemegahan kawah Wisata bromo,
kaldera atau lautan padang pasir dan hamparan rumput yang terdapat di padang
savanah ini.
Pasir Berbisik Gunung Bromo
Merupakan hamparan lautan padang pasir hitam yang luas
dan indah, lokasinya berada di sekitar Kaldera Gunung Bromo tepat pada bagian
timur kawasan wisata Gunung Bromo . Tempat ini sekarang jadi populer
sejak pernah dijadikan sebagai lokasi shooting film Pasir Berbisik yang
dibintangi oleh dian Sastro Wardoyo. Berada ditengah lautan pasir terdapat
sebuah pure yang biasa dijadikan sebagai tempat sembahyang masyarakat suku
Tengger.
Penanjakan Gunung Bromo
Gunung Bromo adalah lokasi terbaik di Indonesia
untuk melihat matahari terbit yang sangat indah dan menawan. Untuk dapat
mencapai Penanjakan Gunung Bromo, wisatawan bisa menggunakan jasa
sewa jeep Bromo untuk mengantarkan sampai ke lokasi-lokasi wisata
menarik di Gunung Bromo. Berangkat menuju Puncak Pananjakan Gunung Bromo
harus dilakukan pada di dini hari pagi sekitar pukul 03.00
dan perjalanan dapat dimulai dari penginapan tempat Anda
menginap di gunung bromo, supaya Anda tidak ketinggalan matahari terbit di
kawasan wisata Gunung Bromo.
Kebun Strawberry di Gunung Bromo
Gunung Bromo tidak hanya menawarkan Anda pemandangan
alam yang indah dan kebudayaan saja, dalam bidang Agrowisata
Anda juga dapat menemukan kawasan wisata yang memiliki nuansa beda
untuk di Gunung Bromo. Di kawasan wisata yang satu ini, Anda dapat
langsung memetik buah strawberry sendiri langsung dari
tangkai pohonnya. Lebih dari itu Anda juga dapat secara langsung
menikmati manisnya strawbery khas Gunung Bromo.
Buah Strawbery yang tumbuh di Gunung Bromo ini beda
dengan yang ada di daerah lain. Yang membuatnya berbeda, strawberry
yang tumbuh di Gunung Bromo ini mempunyai cita rasa khas
yang legit, dan berwarna merah merona. Jika Anda sedang berkunjung ke salah
satu gunung yang tercantik di dunia ini, tidak ada salahnya mencoba
untuk nikmati sensasi manis dan legitnya buah strawberry lereng Gunung Bromo.
Budaya
di Gunung Bromo
Pada waktu hari ke 14 festival Hindu Yadnya Kasada,
masyarakat Tengger yang hidup di sekitar Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur,
melakukan pendakian gunung dengan membawa sesaji
atau persembahan yang berupa buah, beras, sayuran, bunga dan juga
pengorbanan ternak mereka kepada para dewa gunung dengan cara
melemparkan sesaji tersebut ke dalam kaldera gunung berapi.
Asal usul dari ritual ini berasal dari legenda pada abad
ke-15 di mana ada seorang putri bernama Roro Anteng dan suaminya,
Joko Seger. Pasangan ini awalnya tidak memiliki keturunan dan
karena itu pasangan ini memohon bantuan pada para dewa gunung.
Para dewa Gunung kemudian memberikan mereka 24
anak akan tetapi, ternyata diberikan 25 anak, yang terakhir bernama
Jaya Kusuma, dan dalam perjanjian pasangan tersebut dengan para dewa, pasangan
tersebut harus melemparkan anaknya yang ke 25 ke dalam gunung berapi
sebagai korban.
Kemudian permintaan dari dewa Gunung pun dilaksanakan.
Setelah Jaya Kusuma menceburkan diri ke dalam kawah Gunung, dia meminta pada
masyarakat Tengger supaya menceburkan hasil ladang ke dalam kawah setiap
tanggal 14 bulan kasadha, Tradisi melemparkan hasil ladang ke gunung
berapi untuk menenangkan para dewa-dewa kuno ini kemudian berlanjut sampai saat
ini dan disebut dengan upacara Yadnya Kasada.
Meskipun berbahaya, beberapa warga mengambil
resiko naik turun ke kawah gunung tersebut, dalam upaya
untuk membawa barang yang dikorbankan tersebut dipercayai dapat
membawa keberuntungan untuk mereka.
Pada padang pasir terdapat sebuah candi Hindu yang disebut
dengan nama Pura Luhur Poten. Candi tersebut memegang arti penting
untuk masyarakat Tengger yang tersebar di desa-desa pegunungan, seperti
Argosari, Ngadisari, Ngadas, Wonokitri, Ranu Prani, Ledok Ombo dan Wonokerso.
Candi ini menjadi tempat utama dalam upacara Yadnya
Kasada tahunan yang berlangsung kurang lebih dalam waktu satu bulan.
Pada hari ke-14, biasanya masyarakat Tengger akan berkumpul di Pura Luhur Poten
ini untuk meminta berkah dari Ida Sang Hyang Widi Wasa dan penguasa Mahameru
(Gunung Semeru).
Kemudian berbagai macam hasil dari sepanjang tepi
kawah Gunung Bromo menjadi sesaji yang akan dilemparkan ke dalam
kawah. Perbedaan yang menonjol antara candi di Bromo ini dan candi yang
ada di Bali adalah jenis bahan batu dan bahan bangunan.
Pura Luhur Poten yang ada di Bromo menggunakan batu hitam
alami yang berasal dari gunung api di dekatnya, sementara candi di Bali
sebagian besar terbuat dari material batu bata merah. Dalam pura
ini, terdapat beberapa bangunan dan juga kandang selaras di dalam komposisi
zona mandala.
Aktivitas
Gunung Bromo
Letusan pada tahun 2004
Gunung Bromo pernah meletus pada tahun 2004. Letusan tersebut mengakibatkan kematian dua orang karena terkena batu dari ledakan gunung.
Gunung Bromo pernah meletus pada tahun 2004. Letusan tersebut mengakibatkan kematian dua orang karena terkena batu dari ledakan gunung.
Letusan pada tahun 2010
Pada hari Selasa, bulan November tanggal 23, tahun 2010, pukul 16.30 WIB (Waktu Indonesia Barat), Pusat Vulkanologi dan Indonesia Mitigasi Bencana Geologi (CVGHM) menegaskan bahwa status aktivitas di Gunung Bromo sedang “waspada” karena semakin meningkatnya aktivitas tremor dan gempa vulkanik dangkal yang terjadi di gunung.
Pada hari Selasa, bulan November tanggal 23, tahun 2010, pukul 16.30 WIB (Waktu Indonesia Barat), Pusat Vulkanologi dan Indonesia Mitigasi Bencana Geologi (CVGHM) menegaskan bahwa status aktivitas di Gunung Bromo sedang “waspada” karena semakin meningkatnya aktivitas tremor dan gempa vulkanik dangkal yang terjadi di gunung.
Kekhawatiran semakin besar dan prediksi bahwa letusan gunung
berapi mungkin mungkin terjadi semakin kuat. Tindakan pencegahan pun dilakukan
dan penduduk setempat juga wisatawan diminta untuk tidak terlalu dekat
dengan Gunung Bromo, setidaknya dalam radius tiga kilometer dari kaldera Bromo
didirikan perkemahan untuk para pengungsi. Daerah di sekitar Teggera
kaldera Bromo tetap terlarang untuk para pengunjung di sisa akhir
tahun 2010.
Kemudian Bromo mulai meletus abu pada hari Jumat 26 November
2010.
Pada tanggal 29 November 2010 Juru
bicara Kementerian Perhubungan Bambang Ervan mengumumkan kalau bandara
domestik Malang akan ditutup sampai dengan 4 Desember 2010. Malang
merupakan kota besar dan berpenduduk sekitar 800.000 jiwa dan
lokasinya berada sekitar 25 km (16 mil) arah barat dari Gunung
Bromo. Bandara Abdul Rachman Saleh biasanya menangani sekitar
10 penerbangan domestik setiap harinya yang berasal dari ibukota Jakarta.
Pemerintah vulkanologi Surono melaporkan kalau gunung berapi akan
memuntahkan kolam abu sampai dengan radius sekitar 700 meter (2.300 kaki) ke
langit.
Letusan pada tahun 2011
Letusan Gunung Bromo pada tanggal 22 Januari 2011
pukul 05:30 membuat Kawah Gunung Bromo sampai tidak
terlihat) Kawah Tengger masih aktif pada waktu akhir Januari 2011,
kegiatan yang ditandai dengan fluktuasi letusan sedang berlangsung.
Pada tanggal 23 Januari 2011 Pusat Vulkanologi Indonesia dan
Mitigasi Bencana Geologi (CVGHM) (Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana
Geologi) melaporkan bahwa sejak tanggal 19 Desember 2010 abu dan material
vulkanik pijar sudah dikeluarkan oleh aktivitas letusan gunung dan
menghasilkan hujan yang lebat dari bahan yang jatuh di sekitar kawah.
Letusan terus menerus yang terjadi pada tanggal 21 Januari
menyebabkan banyak abu tipis jatuh terutama di daerah desa Ngadirejo dan
Sukapura Wonokerto yang ada di Kabupaten Probolinggo.
Dampak yang dihasilkan dari hujan lebat abu
vulkanik akibat letusan gunung sejak 19 Desember 2010 mengakibatkan
aktivitas normal jadi terganggu. Kemudian pada awal 2011 keprihatinan
tentang ekonomi lokal dan masalah potensi lingkungan juga kesehatan
dalam jangka panjang di antara warga yang ada di wilayah sekitar Gunung Bromo.
Karena curah hujan musiman yang sangat tinggi pada bulan
Januari 2011 potensi lahar dan aliran lava naik karena deposito abu
vulkanik, pasir dan bahan lainnya yang telah dikeluarkan kemudian dibangun.
Orang yang tinggal di tepi Perahu Ravine, Nganten Ravine dan
Sukapura Sungai disiagakan untuk kemungkinan aliran lava, terutama ketika hujan
lebat di daerah sekitar Cemorolawang, Ngadisari dan Ngadirejo. (www.yoshiwafa.com)
0 komentar:
Posting Komentar