Suatu ketika, Bani Israel mendapatkan perintah untuk
berkorban sapi. Meskipun ini adalah perintah langsung dari Alloh melalui Nabi
Musa as, namun dasar watak Israel yang sakarepe dewe,
mereka berusaha mengulur waktu pelaksanaannya.
Mereka bertanya: "sapi
umur berapa?"
Dijawab: "umur sedang"
Dijawab: "umur sedang"
Bertanya lagi: "yang
warna apa?"
Dijawab: "kuning tua keemasan"
Dijawab: "kuning tua keemasan"
Tanya lagi: "yang
kerjaannya ngapain aja?"
Dijawab: "yang belum pernah digunakan untuk membajak"
Dijawab: "yang belum pernah digunakan untuk membajak"
Demikianlah, padahal
seandainya saat mendapatkan perintah itu mereka segera melaksanakan,
syarat-syarat yang mereka terima tidak sedemikian ketatnya. Tapi karena
kebanyakan bertanya, sapi yang dicari malah menjadi jauh lebih sulit.
Di samping itu, Israel selalu
curiga pada pemberi perintah, meskipun itu melalui Nabi yang telah
menyelamatkan mereka dari penindasan Fir'aun. Mereka tidak ingin perintah itu
adalah olok-olok yang jika mereka jalankan akan dikira orang yang telah
terpedaya. Ini salah satu bukti bahwa orang licik akan selalu curiga karena
takut diliciki oleh orang lain, menganggap setiap orang adalah selicik dia.
Karenanya, kalo aku memberikan
permintaan yang sudah jelas, tapi yang diminta masih tanya aja, aku bilang aja:
"Israel lu"ah
(mahesajenar)
0 komentar:
Posting Komentar