Kemudian coba perhatikan bentuk tubuh burung. Disebabkan burung
telah ditakdirkan terbang di udara maka bobot tubuhnya juga ringan dan ringkas.
Burung hanya dilengkapi dengan dua kaki saja tidak empat sebagaimana hewan
lainnya. Burung hanya dilengkapi dengan empat jari saja tidak lima. Tempat
keluar kotoran dan air kencing juga satu tidak terpisah seperti halnya hewan
lain. Burung hanya dilengkapi dengan empat jari saja tidak lima. Tempat keluar
kotoran dan air kencing juga satu tidak terpisah seperti halnya hewan lain.
Kemudian burung dilengkapi dengan ujung dada depan yang kecil agar mudah
menerobos udara kemana saja ia mengarah. Sebagaimana halnya bagian depan kapal
dibuat bentuknya seperti itu agar mudah membelah air dan dapat meluncur dengan
cepat di atasnya. Kemudian kedua sayap dan ekornya dilengkapi dengan bulu-bulu
yang panjang dan berpasangan untuk memudahkan naik turun. Lalu seluruh tubuhnya
dibungkus dengan bula agar udara dapat meresap masuk dan membawanya terbang.
Berhubung makanan burung itu adalah daging dan biji-bijian yang
ditelan olehnya bulat-bulat tanpa dikunyah, maka burung tidak dilengkapi dengan
gigi. Lalu sebagai gantinya burung dilengkapi dengan paruh yang berfungsi untuk
mengambil makanan. Sehingga tidak kesulitan dalam mengambil biji-bijian dan
tidak bengkok ketika mencabik daging. Berhubung burung-burung itu tidak
memiliki gigi sehingga biji-biji yang dimakannya masuk secara utuh tanpa
dikunyah maka burung dilengkapi dengan hawa panas pada temboloknya yang akan
melumat biji-bijian itu dan memasak daging. Dengan demikian burung tidak
memerlukan ayat pengunyah. Bukti yang menunjukkan kepada kita betapa panas hawa
dalam tembolok itu adalah biji kismis dan sejenisnya keluar dalam keadaan utuh
dari perut manusia dan apabila masuk ke dalam tembolok burung dan di masak di
dalamnya maka biji itu tidak akan berbekas sedikitpun.
Kemudian salah satu hikmah ilahi adalah Allah menjadikan
burung-burung itu berkembang biak dengan bertelur bukan dengan melahirkan anak.
Tujuannya agar tidak memberatkannya. Sebab, sekiranya burung-burung itu
mengandung hingga sempurna kandungannya dan berat, tentu sangat berat baginya
untuk terbang naik dan turun. Kemudian coba perhatikan hikmah ilahi pada burung
yang terbang bebas di udara. Allah memberinya kesabaran selama seminggu atau
dua minggu atas kehendaknya. Ia mengerami telur-telurnya dan tabah menanggung
kesulitannya. Kemudian apabila telur-telur itu menetas, ia menanggung sulitnya
mencari makanan dan mengumpulkan biji-bijian di paruhnya untuk diberikan kepada
anak-anaknya yang baru menetas. Burung bukanlah makluk yang memiliki pikiran
dan akal tentang nasib dirinya kemudian dan tidaklah mengharapkan apapun dari
anak-anaknya seperti yang diharapkan manusia terhadap anak-anaknya. Setiap
manusia mengharapkan pertolongan kelak, teman dan nama yang tetap dikenang dari
anak-anaknya. Perilaku burung itu menunjukkan bahwa ia sangat belas kasih
kepada anak-anaknya. Barangkali ia tidak berpikir tentang kelanjutan anak
keturunannya.
Kemudian coba perhatikan bentuk telur, coba lihat kuning telur dan
cairan putih di dalamnya. Dari sebagian itulah tercipta anak burung. Dan
sebagian lainnya sebagai bahan makanannya sampai anak burung menetas. Coba
perhatikan hikmah di balik semua itu. Berhubung anak burung itu dibentuk di dalam
selaput yang sangat tertutup rapat, tidak ada celah bagi yang di luar untuk
masuk ke dalam, maka Allah menyediakan bahan makanan di dalam telur itu sendiri
yang mencukupi hingga telur itu menetas.
Kemudian coba perhatikan bentuk paruh burung, pada saluran makanan
sampai ke temboloknya, ukurannya sangat sempit hanya bisa dilewati sedikit
makanan. Sekiranya biji-biji yang ia telan berikutnya tidak sampai ke tembolok
tentu burung akan membutuhkan waktu lama untuk makan. Berhubung burung-burung
itu tidak makan dengan santai, akan tetapi makan dengan sembunyi-sembunyi
karena waspada terhadap keadaan sekitarnya, maka paruhnya dibuat seperti
keranjang yang tergantung di depannya agar dapat menampung makanan dengan cepat
kemudian disalurkan ke tembolok secara perlahan. Paruh juga memiliki
keistimewaan lain, yaitu sebagian burung butuh memberi makan anak-anaknya. Maka
cara yang paling mudah untuk memberi makanan kepada anak-anaknya adalah dengan
paruh.
Kemudian coba perhatikan warna, belang dan coraknya yang dapat engkau
lihat pada kebanyakan burung, seperti burung merak, tekukur dan lainnya.
Sekiranya warna dan corak itu dilukis dengan pena dan dibentuk dengan tangan
niscaya tidak akan bisa seperti itu. Lalu siapakah yang membentuk, melukis dan
menciptakannya dalam bentuk yang sangat menakjubkan? Sekiranya semua makhluk
berkumpul untuk melukiskan keindahannya niscaya tidak akan mampu.
Coba perhatikan bagaimana bentuk dan warna bulu burung merak!
Bentuknya persis seperti tenunan pakaian yang mahal dengan benang yang mahal
pula. Satu sama lainnya dirajut rapi seperti rajutan benang dan pintalan
rambut. Engkau dapat lihat bila burung merak ingin mengembangkan ekornya maka
akan mengembang sedikit demi sedikit. Ekor itu tidak akan terbelit-belit karena
udara bisa meresap ke dalamnya. Burung merak dapat menutupnya kembali apabila
hendak terbang. Engkau dapat melihat pada tengah bulu ekornya itu terdapat
bagian yang keras dan kuat. Bulu-bulu itu terajut di sisi-sisinya seperti
rajutan rambut. Bagian tengah yang keras itulah yang disebut dengan ruas bulu
yang terletak di bagian tengah bulu. Ruas itu dibuat berongga yang dapat
dimasuki udara sehingga dengan begitu dapat mengangkat tubuh burung saat
terbang. Mustahil semua itu terjadi secara alami belaka. Dan kalaupun dikatakan
sebagai peristiwa alamiah maka itu merupakan bukti yang sangat kuat dan
keterangan yang sangat jelas atas kekuasaan Penciptanya. Itulah tanda-tanda
kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah menyesatkan siapa saja yang
dikehendaki-Nya dan memberi hidayah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Adapun orang-orang yang beriman akan bertambah pula keimanannya.
Kemudian coba perhatikan burung-burung yang memiliki kaki yang
panjang. Burung-burung itu diberi kaki yang panjang disebabkan ia mencari
makanan di atas air. Burung-burung itu akan bertumpu pada kedua kakinya yang
panjang seolah bagaikan menara dh atas kendaraan. Ia memperhatikan hewan-hewan
yang berenang di permukaan air. Jika ia melihat buruannya maka ia akan
melangkah perlahan lalu menangkapnya. Kalaulah kakinya dibuat pendek tentunya
apabika ia ingin mendekati buruannya untuk menangkapnya maka perutnya akan
menyentuh air dan air akan beriak dan bergelombang. Dan hal itu pasti
mengejutkan buruannya dan membuatnya lari. Maka diciptakanlah kaki yang panjang
agar ia dapat menangkap mangsanya dan tidak merusak acara berburunya.
Setiap burung diciptakan dalam bentuk-bentuk tertentu, seperti
kaki yang jangkung dan leher yang panjang. Tujuannya agar mudah meraih
makanannya di atas bumi. Jika kakinya panjang namun paruhnya pendek tentu ia
tidak akan bisa meraih makanan di tanah. Kadang kala selain lehernya yang
panjang burung itu dilengkapi juga paruh yang panjang agar ia semakin mudah
meraih makanannya.
Kemudian coba perhatikan burung-burung kecil itu. Mereka mencari
makanan sepanjang siang hari. Burung-burung itu tidak pernah kehilangan
makanannya dan tidak pernah mendapati makanannya itu terkumpul dan tersedia.
Namun ia mencari makanannya dengan terbang kesana kemari ke segala arah dan ke
setiap sudut. Maha suci Allah yang telah memudahkannya mencari rizki. Allah
tidaklah menjadikannya sebagai sesuatu perkara yang terlalu sulit selama burung
itu selalu mencarinya. Dan apabila burung itu diam, maka ia tidak akan
memperoleh makanannya. Allah memberinya kekuatan untuk mencari makanannya
setiap saat di segala tempat, kendatipun di dinding, di atap dan di loteng.
Burung-burung itu memperolehnya setelah bekerja keras, dan tidak akan disertai
atau diikuti kecuali oleh burung-burung sejenisnya. Kalaulah makanannya sudah terkumpul
dan tersedia seluruhnya maka seluruh burung-burung akan berkumpul dan saling
mengalahkan untuk mendapatkannya. Demikian pula kalaulah makanannya sudah
terkumpul dan tersedia maka burung-burung itu akan berebutan dan tidak akan mau
beranjak dari situ sampai mati.
Demikian pula manusia, sekiranya makanan manusia itu sudah
tersedia tanpa harus berusaha dan bekerja keras mendapatkannya maka pasti
menjurus kepada kekacauan dan kemalasan. Dan akan terjadi kerusakan yang besar
dan akan menyebar perbuatan keji dan penindasan di atas muka bumi. Maha Suci
Allah yang Maha Lembut lagi Maha Mengetahui yang tidak menciptakan sesuatu
sia-sia belaka.
Coba lihat burung-burung yang hanya keluar pada malam hari,
misalnya burung hantu dan kelelawar. Makanannya disediakan di udara, bukan
biji-bijian atau daging. Makanannya adalah nyamuk, serangga dan sejenisnya yang
banyak berterbangan di udara, hampir-hampir di setiap tempat terdapat serangga
tersebut. Apabila diletakkan lentera pada malam hari di atas atap atau di halaman
rumah, maka serangga-serangga itu akan berkumpul di sekitarnya dalam jumlah
banyak. Serangga-serangga ini sangat kurang kecerdikannya dan sangat lemah tipu
muslihatnya. Tidak ada jenis burung yang lebih lemah dan lebih bodoh selain
serangga-serangga ini. Sebagai buktinya apabila engkau menghalau
serangga-serangga itu maka mereka akan berkumpul di dekat panas api sehingga
mereka semua terbakar habis.
Itu merupakan salah satu hikmah dan faedah penciptaan
serangga-serangga tersebut. Serangga-serangga itu telah menjadi komoditi
makanan bagi sebuah umat yang bertasbih memuji Rabbnya. Sekiranya tidak
demikian, niscaya serangga itu akan terus bertambah jumlahnya dan akan
menimbulkan mudharat bagi manusia dan akan mengganggu ketenangan mereka.
Sekarang lihatlah kelelawar. Kelelawar termasuk salah satu hewan
yang memiliki bentuk yang sangat menakjubkan. Bentuk tuhuhnya perpaduan antara
burung dan hewan berkaki empat. Namun secara fisik kelelawar lebih mirip dengan
hewan berkaki empat. Kelelawar memiliki dua telinga, gigi dan dubur. Kelelawar
juga berkembang biak dengan melahirkan anak, menyusui dan berjalan dengan empat
kaki. Kelelawar memiliki dua sayap yang bisa dipakai untuk terbang.
Berhubung penglihatan kelelawar ini lemah dan tidak tahan terhadap
sinar matahari maka siang bagi kelelawar seperti malam bagi makhlul lainnya.
Apabila matahari tenggelam maka kelelawar-kelelawar itu akan bertebaran. Oleh
karena itulah makanan makhluk yang lemah inhpun disesuaikan dengan waktu
terbangnya yang hanya pada malam hari. Tidak ada satupun makhluk yang
diciptakan sia-sia tanpa hikmah dan arti!
Seorang yang dapat dipercaya menceritakan pengalamannya bahwa ia
pernah melihat seekor burung yang bersarang di salah satu pohon. Lalu burung
itu melihat seekor ular besar menuju sarangnya dengan membuka mulut siap
menelannya. Setelah ia bergerak ke sana kemari mencari tipu muslihat untuk
menyelamatkan diri, ia menemukan sebatang kayu di dalam sarangnya. Burung itu
meraih batang kayu itu dan melemparkannya ke dalam mulut ular yang tengah
menganga. Maka ular itupun meliuk-liuk kesakitan sampai mati!
Sumber: Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan Al Imam Ibnul
Qayyim, karya Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin (penerjemah: Abu Ihsan
Al-Atsari Al-Maidani), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Sya’ban 1423 H / Oktober
2002 M, hal. 188-194.
0 komentar:
Posting Komentar