Saudara perempuan Farhan ingin berlatih mengendarai kuda.
Di akhir pekan, mereka sekeluarga pergi ke sekolah berkuda. Ketika saudara
perempuannya, Ibu dan Ayahnya berbincang-bincang dengan pelatih berkuda, Farhan
pergi melihat-lihat seekor kuda yang tengah merumput.
“Halo!” kata Farhan. “Rumput yang kamu makan kelihatannya sangat kotor dan berdebu. Apa itu tidak merusak gigimu?”
“Halo!” kata Farhan. “Rumput yang kamu makan kelihatannya sangat kotor dan berdebu. Apa itu tidak merusak gigimu?”
Kuda itu mengangkat kepalanya dan meringkik riang.
“Tidak, teman kecilku. Gigi kami membantu memotong-motongnya. Allah menciptakan
gigi yang sangat panjang buat kami. Gigi-gigi ini memiliki akar yang tertanam
dalam rahang-rahang kami. Bagian akar gigi kami lebih panjang daripada akar
gigimu. Ketika gigi kami patah, bagian di dalam tulang akan keluar. Setiap gigi
dapat patah 1 sampai 2 inci (2.5 hingga 5 cm) tanpa kami kehilangan kemampuan
untuk makan.”
Farhan menimbang sejenak. “Jadi berkat ciri tersebut yang
diberikan Allah padamu, kamu terlindung dari kehilangan gigi dalam waktu
singkat dan terhindar dari kelaparan.”
“Kamu benar sekali,”
kuda itu menyetujui. “Allah menciptakan setiap makhluk hidup sesuai dengan
lingkungan tempat hidupnya. Inilah salah satu bukti penciptaanNya yang
luarbiasa. Semua makhluk hidup di permukaan bumi membutuhkanNya.”
Farhan mengingat film-film yang pernah dilihatnya tentang
kuda. “Kalau aku menaiki punggungmu, kamu bisa membawaku bermil-mil jauhnya,
ya?”
“Iya. Tidak ada binatang lain yang bisa membantu manusia
seperti kami. Saat ini, tentu saja, ada banyak jalanan dan kendaraan bergerak
di sana. Sesungguhnya, baru pada abad terakhir saja mobil dan bentuk
transportasi lain mulai melayani orang. Ketika kakek-kakek buyutmu lahir, orang
tidak tahu kalau kelak akan ada benda seperti mobil. Ketika itu, membawa orang
adalah pekerjaan binatang, terutama kami, para kuda.”
Farhan memperhatikan teman barunya lebih cermat lagi.
“Dengan kaki-kaki panjang itu, aku tak heran kalau kamu bisa bepergian jauh.
Bisakah kamu juga berlari cepat?”
Kuda itu perlahan mengangkat sebelah kaki depannya.
“Allah menciptakan kaki-kakiku tidak hanya agar aku bisa membawa beban-beban
berat, tapi juga agar aku bisa lari cepat pada saat yang sama. Kami tidak
memiliki tulang selangka seperti binatang-binatang lain. Ini berarti kami dapat
melangkah lebih lebar.”
Farhan memikirkannya. “Jadi, Allah menciptakan kamu agar
mudah membawa beban-beban berat dan mampu berlari cepat.”
“Ya, Farhan,” teman barunya setuju. “Allah menciptakan
kami dengan ciri-ciri ini sehingga manusia bisa memanfaatkan kami.”
Farhan meringis kembali. “Aku yakin, apa yang telah
kupelajari darimu jauh lebih menarik untuk saudara perempuanku daripada belajar
berkuda, saat kuceritakan semua ini padanya!”
“Selamat jalan, teman kecil,” sang kuda berucap dengan
mulut dipenuhi jerami nan lezat.
(Cerita Anak Cerdas)
0 komentar:
Posting Komentar