Ayo Kita Berjilbab


Jilbab ? Pastinya semua orang tahu, kalau jilbab itu yang dipakai di kepala, biasa disebut tudung, kerudung, atau kudung. Sering kita lihat muslimah berjilbab di lingkungan sekolah, kampus, kantor dan masyarakat. Banyak bukan? Coba bandingkan dengan masa-masa beberapa tahun yang lalu, dimana adanya peraturan tentang larangan berjilbab. Mereka berjuang untuk tetap berjilbab walaupun banyak yang menentang, banyak yang memusuhi, dan bertengkar dengan orang tuanya.  (Menyedihkan ya, katanya negeri muslim, tapi orang islamnya sendiri ‘terjajah’). Saat ini, dimana-mana banyak sekali wanita berjilbab. Dari kalangan siswa (TK, SD, SMP, SMA), mahasiswi, karyawan, ibu-ibu pejabat, guru, dll. But, jika diperhatikan ada ‘penurunan kualitas’ penggunaan jilbab (sedih banget..). Jika dulu orang-orang yang berjilbab sangat sedikit dan jarang, tapi mereka berjilbab secara syar’i. Tapi, sekarang orang berjilbab dimana-mana namun jilbabnya belum sesuai syari’at. Mereka yang menggunakan jilbab belum sesuai syari’at adalah mereka yang hanya ikut-ikutan trend dan mode. Jadi, bukan merupakan suatu kewajiban.
Saat ini, para designer-designer membuat jilbab yang tipis dan pendek, transparan dan inilah jilbab yang banyak diminati oleh sebagian remaja dan juga ibu-ibu. Inilah yang mereka sebut sebagai jilbab gaul”. Disamping itu, “Jilbab gaul” dipadukan dengan kaos dan celana ketat. Inilah yang dimaksud berjilbab tapi telanjang, yaitu jilbab yang tidak sesuai syari’at alias tidak syar’i.
Lalu, bagaimana dengan jilbab syar’i?
"Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya…" (QS. An-Nur : 31)
Bagaimana kriteria jilbab yang syar’I itu ?
Menutup seluruh badan, kecuali muka dan telapak tangan.
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuhnya”. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Ahzab : 59)
Bukan sebagai perhiasan.
             “… Dan janganlah kaum wanita itu menampakkan perhiasan mereka” (QS. An-Nur : 31)
Kainnya harus tebal, tidak tipis.
Harus longgar, tidak ketat sehingga tidak ada lekukan tubuh yang terlihat.
Tidak berwarna mencolok
Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
Seharusnya memang harus ada rasa bersyukur dengan perkembangan jilbab saat ini, dibebaskannya menggunakan jilbab, tapi kebebasan ini bukan berarti “suka-suka gue”, karena berjilbab adalah perintah Allah dan Allah pula yang menetapkan aturan-aturannya. Sesungguhnya aturan-aturan Allah yang ditetapkan itu adalah untuk kebaikan kita. Allah menurunkan perhiasan (pakaian) terbaik kepada wanita muslimah yang dengannya maka akan terjaga dirinya dari berbagai fitnah. Maka, ketika seorang lari dari ketentuan-Nya, maka ia telah mencelakakan dirinya sendiri.
Allah menurunkan perintah itu pasti untuk kebaikan kita para hamba-Nya. Jadi, seharusnya kita mematuhi perintah Allah.
Ayo kita bersyukur dengan adanya kebebasan menggunakan jilbab ini, dengan memakai jilbab sesuai syari’at islam.
By : Anissa Prita Rizkiana/LDK JamaahShalahudin UGM


0 komentar:

Posting Komentar