Kawan Kawan kali ini kami
posting mengenai Adab Menjenguk Orang
Sakit, Mengiringi Jenazah Muslim Dan Ucapan Kepada Orang Yang Bersin
1. Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam memerintahkan untuk mengunjungi orang yang sakit
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam menanamkan sifat kebersamaan di antara kaum
muslimin, sehingga ketika ada saudara yang sakit maka termasuk hak dari saudara
tersebut adalah untuk dijenguk.
Di antara hikmahnya :
* Dari sisi orang
yang sakit, ia akan mendapatkan hiburan dan rasa kegembiraan apabila
diperhatikan oleh saudara-saudaranya sesama kaum muslimin. Orang yang sakit
tersebut akan berkata: “ternyata saudara saya tidak hanya dekat dengan saya
ketika dalam keadaan sehat dan senang.”
* Dengan adanya kunjungan tersebut akan terjalin suatu amalan yang mulia yaitu saling mendoakan. Di antara bimbingan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendapati orang yang sakit untuk mendoakannya.
* Dengan adanya kunjungan tersebut akan terjalin suatu amalan yang mulia yaitu saling mendoakan. Di antara bimbingan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendapati orang yang sakit untuk mendoakannya.
Adapun
macam-macam do’a yang diucapkan oleh orang yang menjenguk orang sakit :
Laa ba’sa thoharun InsyaAllah
“Tidak mengapa,
Insya Allah sakit yang kamu derita sebagai pembersih dari segala dosa.”
Syafakallah
“Semoga Allah
memberi kesembuhan kepadamu.”
2. Mengiringi jenazah seorang
muslim ketika diantarkan ke kuburannya.
Kita telah
ketahui bahwa perbuatan seperti ini memiliki pahala yang besar. Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menyebutkan bahwa bagi orang yang
menshalatkan jenazah seorang muslim maka akan mendapatkan pahala sebesar 1
qirath dan apabila ia mengantarkannya sampai ke kuburan maka akan mendapatkan 1
qirath juga.
(1 qirath sebesar
1 gunung Uhud)
Dari shahabat Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa
yang mengikuti jenazah seorang muslim atas dorongan iman dan mengharap pahala,
dia mengikutinya sejaki dishalatkan hingga selesai dimakamkan, maka ia kembali
dengan membawa pahala sebesar 2 qirath. Satu qirath sebesar gunung Uhud.
Barangsiapa yang hanya menyalatkan jenazah tersebut, kemudian ia kembali
sebelum jenazah tersebut dimakamkan, maka ia kembali dengan membawa pahala 1
qirath saja.
Suatu ketika
shabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu menyalatkan jenazah kemudian pulang. Maka
ketika sampai kepada beliau hadits dari shahabat Abu Hurairah tersebut, beliau
mengatakan : “Sungguh kita telah menyia-nyiakan banyak qirath.” [Muttafaqun
‘alaihi]
Mengiringi
jenazah terdapat keutamaan yang besar bagi seorang yang mengiringinya yaitu:
* Akan
mendapatkan pahala 2 qirath bagi seorang ikut menyalatkan dan mengiringinya
hingga selesai dimakamkan.
* Orang yang mengiringi jenazah ini akan mendapatkan suatu pelajaran (ibroh) manakala sampai ke kubur. Melihat bagaimana seorang dimakamkan di dalam kuburnya. Seorang yang berakal akan bisa mengambil pelajaran, bahwa dirinya pasti juga akan bernasib sama. Sehingga dia akan berusaha untuk memperbaiki amalnya karena itulah yang akan mengantarkannya kepada kebahagian di alam kubur dan di akhirat.
* Faedah bagi si mayit dengan diiringi oleh saudaranya sesama kaum muslimin dan dido’akan ampunan, do’a-do’a yang dibacakan oleh saudara-saudaranya tersebut akan bermanfaat baginya.
* Orang yang mengiringi jenazah ini akan mendapatkan suatu pelajaran (ibroh) manakala sampai ke kubur. Melihat bagaimana seorang dimakamkan di dalam kuburnya. Seorang yang berakal akan bisa mengambil pelajaran, bahwa dirinya pasti juga akan bernasib sama. Sehingga dia akan berusaha untuk memperbaiki amalnya karena itulah yang akan mengantarkannya kepada kebahagian di alam kubur dan di akhirat.
* Faedah bagi si mayit dengan diiringi oleh saudaranya sesama kaum muslimin dan dido’akan ampunan, do’a-do’a yang dibacakan oleh saudara-saudaranya tersebut akan bermanfaat baginya.
Demikian pula
ketika sampai di pekuburan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menuntunkan
agar memberi salam kepada penghuni kubur, maka penghuni kubur akan mendapatkan
do’a (salam sejahtera dan permohonan ampun), sehingga terjalin yang erat antara
orang yang mengantarkan jenazah dengan si mayit dan penghuni kubur, yaitu
mengucapkan :
“Keselamatan
atas kalian wahai penduduk rumah kaum mukminin. Kami dengan kehendak Allah
pasti akan mengikuti kalian.” [HR. Muslim 249]
3. Ucapan ”yarkhamukalloh” (Semoga Allah memberi rahmat kepadamu) terhadap orang yang bersin yang mengucapkan (alhamdulillah) (Segala puji bagi Allah).
Ini merupakan
salah satu gambaran tentang indahnya Islam. Sampai dalam hal bersin, yang
mungkin bagi selain dari umat Islam merupakan hal yang sepele, akan tetapi
dalam Islam terdapat suatu adab/aturan yang sangat indah, yaitu ketika seorang
bersin dituntunkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk
mengucapkan (alhamdulillah) (Segala puji bagi Allah).
Kemudian bagi
yang mendengar seorang yang bersin dan mengucapkan (alhamdulillah) (Segala puji bagi Allah) maka
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menuntunkan untuk menjawabnya dengan
ucapan (yarkhamukalloh) (Semoga Allah memberi rahmat kepadamu).
Tidak hanya
sampai disini, namun bagi orang yang bersin tersebut dituntunkan juga untuk
menjawab dengan ucapan ( yahdikumullah wayuslikhu balakum) (Semoga Allah memberi hidayah kepadamu
dan memperbaiki segala urusanmu). Hal ini merupakan tuntunan yang indah dalam
Islam, sampai-sampai dalam hal bersin terdapat tuntunan saling mendo’akan
antara sesama muslim, yang apabila dipahami dengan baik maka akan menjalin
ukhuwah sesama muslim.
Oleh karena itu,
tidak ada agama yang lebih sempurna dan benar yang menekankan terhadap adab dan
akhlak yang mulia selain agama Islam, sampai dalam permasahan yang paling kecil
dan remeh sekalipun, Islam yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam memberikan bimbingan dengan sebaik-baiknya. (sumber: salafiorg)
0 komentar:
Posting Komentar