Kawan-kawan muslim yang tercinta, bulan Zulhijah sebentar lagi akan tiba. Dimana kita akan merayakan Hari Raya Idul Adha diantara dengan melaksanakan sholat Ied dan penyembelihan hewan qurban.
Sekelumit kita sampaikan kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah Ta’ala untuk menyembelih putranya tercinta Ismail.
Nabi Ibrahim pada suatu kesempatan berkata: “ Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?”
Ismail ‘alaihiwassalam menjawab:
“Wahai Ayahandaku, lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allâh Ta'ala kepadamu; insya Allah engkau akan mendapati diriku termasuk orang-orang yang sabar”.
Kawan Kawan Muslim,
Saat keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya diatas pelipisnya (nyatalah kesabaran keduanya), Allah Ta’ala memanggilnya:
“Wahai Ibrâhîm, sungguh kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami menebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrâhîm (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) Kesejahteraan yang dilimpahkan kepada Ibrâhîm'. Demikianlah Allâh Ta'ala memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba Allâh Ta'ala yang mukminin.” (QS ash-Shaffat/37 ayat 99-111)
Ibrahim dan Ismail ‘alaihiwassallam keduanya taat tunduk patuh terhadap perintah Allah Ta’ala. Ingatlah, renungkanlah kisah ini…..ketika keduanya akan melaksanakan perintah Allah Ta’ala dengan tulus dan tabah sang anak berkata:
"Wahai Ayahku, kencangkanlah ikatanku agar aku tak lagi bergerak."
"Wahai Ayahku, singsingkanlah bajumu agar darahku tidak mengotori bajumu maka akan berkurang pahalaku, dan (jika nanti) Bunda melihat bercak darah itu niscaya beliau akan bersedih."
"Dan tajamkanlah pisau Ayah, serta percepatlah gerakan pisau itu di leherku agar terasa lebih ringan bagiku karena sungguh kematian itu amat dahsyat."
"Wahai Ayah, apabila engkau telah kembali maka sampaikan salam (kasih)ku kepada Bunda, dan apabila bajuku ini Ayah pandang baik untuk dibawa pulang maka lakukanlah."
Saat itu dengan penuh haru Ibrahim berkata:
"Wahai anakku, sungguh engkau adalah anak yang sangat membantu dalam menjalankan perintah Allâh Ta'ala."
Ini adalah ujian Allâh Ta'ala atas kekasih-Nya (yakni Ibrâhîm 'alaihissalam) untuk menyembelih putranya yang mulia dan baru terlahir setelah beliau berumur senja. (Ujian ini terjadi) setelah Allâh Ta'ala memerintahkannya untuk meninggalkan Hajar saat Ismail radhiyallâhu'anhu masih menyusui di tempat yang gersang, sunyi tanpa tumbuhan (yang dimakan buahnya), tanpa air dan tanpa penghuni. Ia taati perintah Allâh Ta'ala itu, meninggalkan isteri dan putranya yang masih kecil dengan keyakinan yang tinggi dan tawakal kepada Allâh Ta'ala . Maka Allâh Ta'ala memberikan kepada mereka kemudahan, jalan keluar, serta limpahan rizki dari arah yang tiada disangka. Setelah semua ujian itu terlampaui, Allah menguji lagi dengan perintah-Nya untuk menyembelih putranya sendiri, yaitu Ismail radhiyallâhu'anhu. Dan tanpa ragu, Ibrâhîm 'alaihissalammenyambut perintah Allâh Ta'ala itu dan segera mentaatinya. Beliau 'alaihissalam menyampaikan terlebih dahulu ujian Allâh Ta'ala tersebut kepada putranya, agar hati Ismail 'alaihissalam menjadi lapang serta dapat menerimanya, sehingga ujian itu tidak harus dijalankan dengan cara paksa dan menyakitkan. Subhanallâh.(Ibnu Katsir)
0 komentar:
Posting Komentar